Jumat, 28 Agustus 2009






Ludruk dari Jawa Timur (gambar atas)dan Janger dari Banyuwangi (gambar bawah) salah satu bentuk teater tradisional dengan penyajian lakon, disertai musik, tari, dekorasi dan lighting sangat diperhatikan dalam penyajiannya
D. Bentuk Teater Daerah Bayuwangi

1. Janger ( Damarwulan )
Janger, Damarwulan atau Jinggoan begitu orang menyebutnya adalah bentuk penyajian teater tradisional yang berasal dari Banyuwangi. Kalau diamati kesenian ini adalah wujud perkawinan Budaya antara Teater Jawa Timuran dan Teater dari Bali. Alat musik yang dipakai adalah gamelan Bali yang berlaras pelog. Sedangkan bentuk panggung serta seting dekornya hampir sama dengan Ludruk. Teater ini menggunakan tabir dengan kain-kain yang dapat digulung untuk mengganti masing-masing setingnya.Cerita-cerita yang dibawakan antara lain cerita-cerita Panji seperti Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji, Babad Blambangan (Minak Jinggo Dayun, Damarwulan Ngarit , Minak Jinggo Diwisuda, cerita sejarah seputar Banyuwangi juga sering dipentaskan seperti Agung Wilis, Prabu Tawang Alun, Sayu Wiwit.
Teater ini menyajikan Tari, Tembang, Musik, untuk menghantar lakonnya.. Konon nama Damarwulan diberikan kepada bentuk teater ini karena seringnya melakonkan serial Damarwulan. Sebagian orang juga ada yang menamkan Jinggoan k mengambil dari nama tokoh yang sering dimainkan yaitu Minak Jinggo.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Apa Sih Teater itu?



Oleh: Drs. Moh.Syaiful


Pengertian Teater


Teater berasal dari bahasa Yunani yang berarti gedung atau tempat pertunjukan. Kata teater dalam bahasa Inggris theater mengandung pengertian antara lain :
1. Gedung pertunjukan, tempat orang menonton pertunjukan
2. Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan terutama yang menyajikan lakon
3. Adegan, permainan yang dipandang sebagai drama atau bahan-bahan dramatik

Di dalam masyarakat kita teater lebih didekatkan pada pengertian drama dan seputar akting. Pada jaman penjajahan di Indonesia dahulu teater sudah ada yang dikenal dengan toneel. Budayawan dari Surakarta Sri Paduka Mangkunegara VII menggunakan istilah Sandiwara untuk teater. Sandiwara berasal dari dua kata yaitu Sandi dan Warah, sandi berarti tersamar atau terselubung atau juga rahasia, sedangkan warah berarti ajaran, atau nasihat atau juga didikan. Jadi sandiwara adalah pendidikan atau nasihat yang tersamar.
Sandiwara sendiri berarti sebuah bentuk seni peretunjukan dengan peraga manusia sebagai pemain yang membawakan lakon ajaran atau didikan yang tersamar. Biasanya sandiwara menggunakan iringan alat musik gamelan atau karawitan.

B. Aspek Pendukung Seni Teater
Di dalam penyajiannya teater merupakan bentuk seni pertunjukan yang kompleks. Dalam teater tercakup beberapa seni lain yang ikut mendukung keberadaan seni teater. Seperti seni sastra, seni peran, seni gerak, seni rupa, seni musik, bahkan pula seni tari.

Teater menggunakan seni sastra sebagai bahan dasar dari cerita dan dialogmya. Sedangkan seni peran atau akting merupakan bagian yang pokok yang membedakan seni drama atau teater berbeda dengan seni-seni lainnya. Peniruan watak, gerak-gerik serta

Seni Musik juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam penyajian teater. Musik dalam teater bukan lagi hadir sebagai pengiring atau pemanis dalam penyajian teater. Tetapi bahkan bisa sebagai pembentuk dan penegas suasana adegan. Bahkan yang terpenting musik bisa hadir sebagai pembeda dari karakter tokoh saat pemunculannya.

Seni tari sering dipakai sebagai dasar pembentuk karakter bagi seorang pemain. Gerak lembut, atau gerak penuh emosional dapat disajikan dengan gerak tari. Tari juga dapat digunakan untuk menggantikan gerak biassa menjadi gerak maknawi yang indah. Terkadang gerakan tari bisa menggambarkan simbol-simbol tertentu.

C. Bentuk-bentuk Seni Teater
Bentuk drama/teater berdasarkan wujud penyajiannya dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Tragedi
2. Komedi
3. Tragedi Komedi
Kisah-kisah tragedi ini misalnya kisah Jayaprana dan Layonsari dari Bali. Dimana kedua orang ini harus memilih mati daripada harus dipisahkan cintanya oleh kedua orang tua mereka..

2. Drama Komedi

Drama jenis ini adalah drama yang isi ceritanya penuh dengan humor. Dalam kisahnya biasanya berakhir dengan bahagia (Happy Ending). Drama jenis ini awalnya dipentaskan bagi Dewa apollo atau dewa matahari yang memberi kehidupan dan kesuburan di muka bumi. Istilah komedi berasal dari cosmos yang artinya gembira atau senang. Waktu itu Dipentaskan di Yunani orang-orang menggunakan topeng binatang sambil menari mementaskan kegembiraan sebagai wujud syukur. Di Indonesia Drama komedi sangat berkembang di daerah. Banyak sekali kelompok-kelompok teater yang bisa berkembang di masyarakat. Sebut saja misalnya kelompok Dagelan, sebut saja misalnya Srimulat. Kelompok dagelan ini telah banyak melahirkan tokoh-tokoh terkenal seperti Timbul, Tessy, Basuki, Nunung, Tarzan dan lain -lain. Sedangkan di Betawi juga ada kelompok Lenong yang juga banyak melahirkan tokoh komedi yang terkenal misalnya, Mandra, Mpok Ati, Omas dan lain-lain. Tokoh Komedi yang sangat terkenal bahkan lawakannya juga sering dipakai oleh kelompok-kelompok yang lain misalnya Alm. Benymin S, Alm Bing Slamet.

3. Drama Tragikomedi


Drama jenis ini adalah drama yang menggabungkan antara drama bentuk Tragedi dan bentuk drama komedi. Isi ceritanya memuat kesedihan tetapi didalamnya atau pada tengahannya memuat humoran-humoran segar yang membantu penonton untuk bisa mengikuti kisah atau jalan ceritanya. Didalam pertunjukan wayang orang ditengahnya biasanya ditampilkan tokoh Semar, Petruk, Gareng dan Bagong, Tokoh ini tugasnya memberikan lawakan yang segar untuk menghiasi cerita sedih yang dibawakan oleh pemeran utamanya. Demikian juga dalam pementasan Ludruk, Ketoprak dan Janger (Damarwulan).